Bolabet188 - Beberapa pemegang tiket menyatakan kegembiraan karena akhirnya bisa berbagi dalam hasrat untuk tim sepak bola nasional, tetapi tidak jelas apakah larangan akan dicabut untuk pertandingan domestik.
Situs Judi Bola - Seorang wanita mengatakan dia ingin memeluk tiketnya dan menangis. Yang lain menggenggam kedua tangan di atas mulutnya saat dia melihat sekilas padang rumput hijau subur itu. Yang lain melukis bendera di pipi mereka dan menggunakan ponsel mereka untuk mendokumentasikan keberadaan mereka.
Ketika tim sepak bola nasional Iran mengambil lapangan pada hari Kamis di stadion Azadi Teheran untuk kualifikasi Piala Dunia yang sebaliknya membosankan, minat besar dalam pertandingan itu bukan pada aksi di lapangan tetapi pada siapa yang duduk di tribun.
Untuk pertama kalinya dalam hampir empat dekade, perempuan diizinkan membeli tiket dan menghadiri pertandingan di Iran.
"Akhirnya," kata seorang penggemar, "gerbang terbuka untuk kita."
Para wanita mulai berkumpul di stadion beberapa jam sebelum pertandingan, dan banyak yang sudah duduk di kursi mereka dua jam sebelum pertandingan dimulai. Yang lain tiba tanpa tiket - beberapa peringatan dikeluarkan atas pengeras suara yang memberi tahu penonton tanpa tiket yang terdampar di luar bahwa mereka tidak akan bisa masuk - setelah pihak berwenang membatasi jumlah kursi yang tersedia bagi perempuan hingga beberapa ribu.
Itu membuat pemandangan aneh di dalam stadion, dengan satu sudut tribun diperuntukkan bagi wanita yang dipadati kapasitas sementara hampir keseluruhan dari sisa arena 78.000 kursi itu sebagian besar masih kosong. Begitu baru adalah pengalaman bagi banyak wanita sehingga sekelompok kecil kolega mereka ditugaskan untuk menunjukkan kepada mereka yang hadir - campuran penggemar dalam warna Iran dan chader tradisional - cara melantunkan mantra.
Pertandingan antara Iran dan Kamboja biasanya tidak akan menarik banyak perhatian karena ketidakcocokan lain antara kelas berat regional dan juga berlomba dalam kualifikasi awal untuk Piala Dunia 2022. Iran hanya membutuhkan lima menit untuk membuka skor - merayakan hanya beberapa meter dari ribuan pertandingan. wanita senang di tribun - dan dipimpin oleh 7-0 di babak pertama. Itu berakhir, 14-0.
Namun terlepas dari sifatnya yang miring, permainan itu adalah salah satu acara olahraga paling penting yang harus dimainkan selama bertahun-tahun, karena menandai berakhirnya larangan yang ditentang dengan sengit. Keputusan untuk mengizinkan perempuan menonton hanya satu bulan setelah seorang penggemar sepak bola meninggal setelah membakar dirinya sebagai protes atas hukuman penjara enam bulan karena menghadiri pertandingan klub tahun ini.
Larangan itu sendiri dimulai sejak 1981, diperkenalkan oleh kaum konservatif garis keras, dan merupakan aturan tidak tertulis yang telah melarang akses perempuan ke stadion sejak saat itu. Dalam beberapa tahun terakhir, telah diperluas ke bola voli dan basket karena popularitas olahraga tersebut telah berkembang.
Perempuan dan anak perempuan Iran telah lama berusaha untuk membatalkan - atau menghindari - larangan dengan mengorganisir protes mingguan atau menyamar sebagai laki-laki untuk menyelinap ke dalam stadion. Sementara pejabat pemerintah dan sepak bola tidak tergerak, aktivisme ini secara bertahap menarik perhatian kelompok-kelompok hak asasi internasional dan masyarakat Iran. Itu juga menjadi subjek film 2006, "Offside," oleh sutradara terkenal Iran Jafar Panahi.
Tetapi kematian wanita di bulan September itulah yang membakar dirinya, Sahar Khodayari, yang memiliki dampak terbesar. Berita kematiannya pada usia 29 menyebar secara online dengan bantuan tagar #bluegirl - referensi untuk warna klub Teheran yang didukungnya, Esteghlal.
Teriakan itu dengan cepat berkembang hingga mencakup pemain sepak bola Iran dan internasional. Banyak orang Iran - termasuk mantan kapten tim nasional - menyerukan boikot semua pertandingan sepak bola sampai larangan terhadap perempuan di stadion dicabut.
Dalam beberapa minggu, presiden FIFA Situs Judi Bola, badan pemerintahan global sepak bola, mengatakan pemerintah Iran telah meyakinkannya bahwa perempuan akan diizinkan untuk menghadiri pertandingan internasional, dimulai dengan kualifikasi Piala Dunia melawan Kamboja. Selama bertahun-tahun, FIFA telah menghindari mengambil garis keras pada pengecualian perempuan Iran, tetapi karena tekanan publik meningkat, itu membuka kemungkinan untuk melarang Iran, pembangkit tenaga sepak bola Asia, dari pertandingan kualifikasi untuk Piala Dunia 2022.
Dalam pidatonya di konferensi sepakbola wanita di Milan pada bulan September, Gianni Infantino, presiden FIFA SBOBET, mengatakan kepada para delegasi bahwa organisasinya tidak bisa menunggu lagi.
Tetapi bahkan ketika wanita mendapatkan akses ke permainan, para aktivis mencatat bahwa FIFA tampaknya tidak memiliki jaminan dari Iran bahwa wanita akan diizinkan untuk menghadiri pertandingan domestik di masa depan. Mereka juga menunjukkan bahwa para pejabat Iran telah menempatkan batasan yang sewenang-wenang pada jumlah wanita yang bisa menghadiri pertandingan hari Kamis.
"Sebagian dari diriku bahagia, tetapi pada dasarnya mereka telah membuat tembok," kata Maryam Shojaei, saudara perempuan dari kapten tim nasional Iran, Masoud Shojaei, dan salah satu pemimpin kampanye untuk mengizinkan wanita masuk ke dalam stadion. “Bukan itu yang kami minta. Ini tidak seperti semua orang bisa pergi dan duduk dengan bebas bersama saudara, ayah, atau suami mereka. "
Sementara stadion Azadi menampung lebih dari 78.000 penonton, hanya beberapa ribu tiket yang ditampilkan
